Jakarta, 18 Juni 2025 - LLDIKTI Wilayah III menyelenggarakan Diskusi Panel Hubungan Masyarakat dan Protokoler Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berlangsung di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyamakan persepsi sekaligus memperkuat peran kehumasan dan protokoler di lingkungan PTS, khususnya dalam menyikapi era Diktisaintek Berdampak yang menjadi arah kebijakan terbaru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Forum diskusi menghadirkan 5 (lima) pembicara dengan background di bidang kehumasan dan protokoler, di antaranya Dr. Dina Kristina, M.Si. (Kepala Biro Humas Universitas Bhayangkara Jakarta Raya), Dinna Handini, S.Sos., M.I.Kom., (Ketua Tim Publikasi dan Dokumentasi Kemendikbud Ristek), Doddy Zulkifli Indra Atmaja, S.I.Kom., M.Si. (Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Kemendikbud Ristek), M. Arifin Nabibillah, S.Hum. (Ketua Tim Protokol Kemendikbud Ristek), Anastasya Putri, S.E., M.I.Kom. (Kepala Biro Hubungan Masyarakat Universitas Budi Luhur), dan Septia Winduwati, S.Sos., M.Si. (Dosen Universitas Tarumanegara).
Adapun topik materi yang dibawakan, yaitu Komunikasi Publik di Era Diktisaintek Berdampak, Peran Media Sosial sebagai Sarana Penguatan Reputasi dan Mutu Perguruan Tinggi, serta Penyamaan Persepsi Protokoler di PTS. Perwakilan unit Humas Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) turut hadir sebagai peserta dalam forum ini.
Sesi pertama diskusi menyoroti pentingnya penyesuaian kanal dan strategi komunikasi publik yang sejalan dengan arah program Diktisaintek Berdampak. Website institusi diimbau menjadi sumber informasi resmi yang valid dan terus diperbarui, sedangkan media sosial perlu dikembangkan dengan pendekatan kreatif dan empatik untuk menjangkau generasi muda, khususnya Gen Z.
“Video berdurasi pendek, infografis menarik, hingga narasi storytelling menjadi strategi penting agar pesan kampus lebih mudah diterima,” ujar Dinna Handini, Ketua Tim Publikasi dan Dokumentasi Kemendikbud Ristek.
Kanal lain seperti podcast, media massa, hingga layanan berbasis AI seperti chatbot juga didorong untuk mendukung kecepatan dan kualitas pelayanan informasi publik kampus. Dalam diskusi lanjutan, dibahas pula strategi pemanfaatan media sosial untuk memperkuat reputasi kampus.
Pesan-pesan utama institusi disampaikan dengan menonjolkan nilai akademik, inklusivitas, inovasi, dan integritas. Kolaborasi dengan mahasiswa, alumni, dan mitra eksternal juga menjadi elemen penting dalam membangun citra kampus secara digital.
Humas perguruan tinggi juga didorong menjalin hubungan baik dengan media konvensional maupun platform homeless media. Kegiatan kampus bisa dipublikasikan melalui berbagai bentuk siaran pers, termasuk feature dan soft news.
Topik terakhir menekankan pentingnya peran protokoler dalam mendukung kegiatan kehumasan. Humas yang memahami protokol acara dinilai lebih siap dalam mengatur jalannya kegiatan, mulai dari penataan tempat hingga pendampingan pimpinan.
“Dalam acara resmi, pejabat yang mewakili tidak bisa menempati posisi tata tempat yang sama dengan pejabat utama yang diwakili,” terang Doddy Zulkifli Indra Atmaja, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Kemendikbud Ristek.
Pengetahuan ini menjadi penting mengingat humas kerap menjadi garda depan dalam menjembatani komunikasi institusi dengan pihak eksternal. Forum ini juga menjadi ajang pemanasan menjelang Anugerah Humas Dikti Saintek 2025.
Kegiatan ini menegaskan pentingnya fungsi Humas dan Protokoler tidak hanya sebagai pelaksana teknis, namun juga sebagai agen strategis dalam membangun kepercayaan publik, meningkatkan reputasi, dan mewujudkan tata kelola komunikasi kampus yang berdampak luas. Melalui forum ini, PTS di bawah koordinasi LLDIKTI Wilayah III menunjukkan komitmennya untuk adaptif, inovatif, dan siap bersaing di era digitalisasi pendidikan tinggi.