
Jakarta, 07 Februari 2025 - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Satya Negara Indonesia (FPIK USNI) mengadakan Kuliah Umum Gebyar Perikanan dengan tema "Inovasi Kelestarian Lingkungan dalam Ekonomi Biru". Acara ini berlangsung di Auditorium Universitas Satya Negara Indonesia yang bertujuan membahas peran inovasi dalam menjaga kelestarian lingkungan serta mengembangkan sektor ekonomi biru.
Beberapa narasumber yang berkompeten di bidang kelautan dan perikanan pun turut hadir, di antaranya Suci Chandra Rini, S.Pi., M.Si., Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan, Yudha L. Dhewantara, S.Pi., M.Si., dosen tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), serta Riyawan Saputra, S.E., M.Ak., dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ganesha Jakarta sekaligus pengusaha di bidang perikanan.
Dalam kuliah umum ini berbagai pembicara menyampaikan pandangan mereka tentang strategi dan inovasi dalam sektor perikanan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan laut yang melimpah, memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi biru guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
"Pentingnya regulasi dalam sektor perikanan untuk memastikan kualitas dan keamanan produk perikanan yang beredar di pasar. penerapan standar mutu seperti SKT dan RASA akan menjamin produk perikanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi,” ungkap Suci.
Selain itu, Suci juga menekankan betapa pentingnya kerja sama yang solid antara pemerintah dan para pelaku industri perikanan dalam penerapan regulasi yang efektif. Menurutnya, pemerintah tidak hanya perlu merumuskan regulasi yang jelas, tetapi juga harus memastikan bahwa regulasi tersebut benar-benar diterapkan dengan baik di lapangan, sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi kualitas produk perikanan yang beredar.
"Kolaborasi antara kedua pihak ini sangat krusial agar standar yang ditetapkan dapat terjaga dengan baik dan industri perikanan dapat berkembang secara berkelanjutan," tambah Suci.
Kuliah umum ini juga membahas tantangan dan peluang dalam sektor perikanan, salah satu isu utama yang disoroti adalah eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan dan meningkatnya polusi laut. Untuk itu, diperlukan langkah strategis dalam pengelolaan perikanan agar tetap berkelanjutan dan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional.
"Ekosistem laut yang sehat adalah kunci bagi produksi perikanan yang stabil dan berkualitas. Oleh karena itu, konservasi ekosistem menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ekonomi biru," ujar Yudha.
Salah satu solusi yang diusulkan Yudha adalah penerapan regulasi yang ketat terkait dengan distribusi, pengolahan, serta jaminan mutu produk perikanan. Dengan adanya regulasi yang tegas di setiap tahapan tersebut, diharapkan kualitas produk perikanan yang sampai ke konsumen dapat terjaga dengan baik.
"Tanpa pengelolaan yang bijak, kita akan menghadapi penurunan populasi ikan yang signifikan dan merugikan sektor perikanan dalam jangka panjang,” tambah Yudha.
Adapun pembahasan mengenai pentingnya inovasi dalam pengolahan dan distribusi perikanan, inovasi dalam industri perikanan juga menjadi sorotan utama. Riyawan, misalnya yang menyoroti bagaimana produk olahan ikan dapat ditingkatkan kualitasnya melalui teknologi pengemasan modern serta sertifikasi mutu yang sesuai dengan standar internasional.
"Dengan menerapkan teknologi pengolahan modern, kami dapat meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar internasional. Kami berharap dapat terus berinovasi agar produk kami lebih diterima di berbagai negara,” ungkap Riyawan.
Riyawan memberikan perhatian khusus pada pentingnya inovasi dalam industri pengolahan ikan. Ia menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya telah berhasil mengembangkan berbagai produk olahan ikan yang tidak hanya memiliki kualitas tinggi, tetapi juga mampu memenuhi permintaan pasar internasional.
"Kami telah mengembangkan berbagai produk olahan ikan yang berkualitas tinggi, seperti fillet ikan sidat dan produk siap saji lainnya yang memiliki pasar besar di Jepang, Korea, dan China," jelas Riyawan.
Kuliah umum ini membuktikan bahwa pengelolaan sektor perikanan secara inovatif dan berkelanjutan sangatlah penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan semakin banyaknya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku industri, diharapkan sektor perikanan dapat terus berkembang tanpa mengorbankan ekosistem laut.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekonomi biru harus terus ditingkatkan, sehingga perikanan tidak hanya dipandang sebagai sumber daya ekonomi, tetapi juga sebagai bagian dari keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan global.